Kedua tim UGM tersebut bersaing dengan 31 tim mahasiswa Fakultas Kedokteran dari 22 universitas di 14 negara. Beberapa diantaranya berasal dari Thailand, Indonesia, Kamboja, Myamar, Vietnam, Filipina, Laos, China, Hongkong, Taiwan, Jepang, Spanyol, Jerman, Afrika Selatan.
Bowo Adiyanto menyampaikan dua tim UGM berhasil lolos di semi final dan tim UGM 1 berhasil menduduki peringkat 4 di final. Sementara posisi pertama diraih Navamindradhiraj University, Thailand. Selanjutnya, peringkat kedua dan ketiga diraih tim Changmai University, Thailand.
“Mahasiswa kita juga berhasil mendapat medali emas dan perak di kategori individu,” jelasnya, Kamis (4/4) dilansir laman UGM
Mereka adalah Maria Fransiska Pudjohartono yang berhasil memperoleh medali emas atau gold nobel. Lalu, Bernadeta Fuad Paramita Rahayu meraih medali perak atau silver nobel.
“Raihan ini menjadi prestasi tersendiri, terlebih kedua mahasiswa tersebut mendudukui peringkat 1 dan 2 di kategori perorangan dengan rangking nilai terbaik dari seluruh peserta,” urainya.
Sementara Ludhang menambahkan bahwa FKKMK UGM merasa bangga atas prestasi yang diraih para mahasiswanya itu. Sebab, tim FKKMK UGM baru pertama kali mengikuti kompetisi di bidang kegawatdaruratan. Kompetisi tidak hanya berupa seleksi tertulis, tetapi juga menantang keterampilan mahasiswa dalam tata laksana tindakan kegawatdaruratan.