Laporan
Indah Morgan
Sekitar seribu keluarga buruh migran yang tergabung dalam Keluarga Migran Indonesia (KAMI) ambil bagian dalam Jambore Keluarga Migran Indonesia pertama, di Desa Wisata Garongan, Sleman, Yogjakarta, 2-6 Febuari 2018
Dalam sambutan pembukaaan, Menteri Tenaga Kerja, M Hanif Dakhiri, mengatakan saat ini terdapat sekitar sembilan juta orang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Menurut Menteri Hanif, buruh migran merupakan pekerjaan yang baik. “Banyak kisah sukses buruh migran yang diekspose di media massa,” katanya.

Menteri Hanif juga meminta agar warga Negara Indonesia yang hendak bekerja di luar negeri sebaiknya membekali diri dengan keahlian atau ketrampilan selain kemampuan bahasa asing dan kesiapan mental. “Kelebihan orang Indonesia itu memiliki sifat yang memberikan pelayanan,” ujarnya.
Jambore Keluarga Migran Indonesia berlangsung atas kerja sama antara Dompet Dhuafa (DD), Migrant Institute, Sahabat Pekerja Migran, Baznas, Pegadaian, Mandiri Amal Insani (MAI) dan Keluarga Migran Indonesia (KAMI).
Menurut Ketua panitia Jambore KAMI, Nur Salim, jambore diikuti sekitar seribu peserta dari seluruh Indonesia, setiap peserta diberi fasilitas penginapan dan diikutkan dalam pelatihan.
Selama Jambore juga diadakan sarasehan dengan berbagai topik diantaranya kelas pemberdayaan menjadi wirausaha, pemanfaatan limbah menjadi produk kreatif serta pemasaran produk hasil keluarga Migran.
Sekjen Nasional KAMI, Agus Salim, mengharapkan Jambore bisa memberikan masukan kepada pemangku kebijakan. “Selain itu, pertemuan ini juga menjadi ajang yang bisa menyatukan keluarga migran,” katanya.
Sementara Bupati Sleman, Sri Pramono, yang hadir pada hari ketiga Jambore, mengatakan potensi Sleman adalah jasa perdagangan dan pertanian. Selain penghasil salak Pondoh yang sudah terkenal, kata dia, Sleman juga lumbung padi yang tiap tahun mengalami surplus beras cukup besar.